Tahun ini Direktorat Jenderal IKMA melalui BPIFK (Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya) bekerja sama dengan praktisi dan akademisi di bidang kewirausahaan dan bisnis melaksanakan Program CoachingCreative Business Incubator (CBI) 2025 untuk mengembangkan wirausaha muda di sektor industri kreatif fesyen dan kriya. Program coaching ini merupakan tahap pendampingan kedua setelah pendampingan klasikal inkubator bisnis yang digelar tahun lalu.
“Penelitian menunjukkan bahwa bisnis akan lebih bertahan dan berkembang jika mendapatkan pendampingan dari mentor. Melalui coaching CBI ini, 10 IKM terpilih akan didampingi seorang mentor yang akan membantu menjawab permasalahan yang dialami dalam pengembangan bisnisnya sehingga mampu naik kelas,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita yang hadir secara daring dalam Pembukaan Pendampingan Inkubator Bisnis Kreatif di Jakarta, Kamis (15/5).
Berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Ciputra menunjukkan bahwa sebanyak 74,03% bisnis akan bertahan dan berkembang setelah didampingi oleh mentor. Pendampingan yang tepat, menurut riset tersebut, dapat mempercepat pertumbuhan, mengurangi risiko kegagalan, dan mendorong terciptanya bisnis yang lebih berkelanjutan.
Oleh sebab itu, menurut Reni, kerja sama pendampingan di bidang kewirausahaan ini menjadi program penting demi meningkatkan kemampuan dan daya saing pelaku bisnis. Apalagi dari tahun ke tahun, Program Coaching CBI telah berhasil membantu para alumninya dalam mengatasi permasalahan dan mengembangkan bisnis.
Reni menambahkan, sinergitas dan kolaborasi dalam pendampingan bisnis bagi pelaku industri atau wirausaha muda juga diharapkan dapat memperkuat kontribusi industri manufaktur nasional terutama sektor industri pengolahan nonmigas. Badan Pusat Statistik menyebutkan sektor industri pengolahan nonmigas di Indonesia tumbuh sebesar 4,31% pada triwulan I Tahun 2025. Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap PDB juga mengalami peningkatan, yaitu mencapai 17,50% pada triwulan tersebut.
Program coaching adalah implementasi dari rencana pengembangan bisnis yang disusun pada tahap kelas klasikal (tahun pertama program CBI). Program Coaching 2025 akan dilaksanakan selama kurang lebih lima bulan, dengan target pendampingan yang terstruktur. Adapun 10 peserta terpilih dalam Coaching CBI 2025 yaitu Delova Wardro, Hanabira, CV. Amod Bali, Wira’s Silver Bali, PT Karya Rappo Indonesia, Kalasiris, JB Etnnic, Astraea Leather Craft, dan Ulur Wiji. “Harapannya mereka dapat mengikuti jejak sukses para alumni CBI yang berhasil meningkatkan kapasitas produksi, meningkatkan omset dan naik kelas dari skala mikro ke kecil atau dari skala kecil ke skala menengah,” papar Reni.
“Hal ini juga didorong oleh peningkatan pendampingan kewirausahaan yang akan mendongkrak inovasi dan kreativitas dalam rangka menciptakan lapangan kerja sehingga tercapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” imbuhnya.
Laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 menyebutkan, rasio kewirausahaan Indonesia adalah 21,6% atau lebih tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand (17,8%), Malaysia (13,4%) dan Vietnam (15,2%). Namun, laporan tersebut juga mencatatkan bahwa tingginya nilai ini tidak diikuti dengan nilai tambah dan produktivitas yang tinggi.
“Untuk itu menjadi tantangan bagi kita semua, khususnya Pemerintah, akademisi dan sektor swasta, untuk bersinergi guna menciptakan ekosistem kewirausahaan yang lebih baik agar bisa membawa para wirausaha muda naik kelas, sehingga produk lebih bernilai tambah, omset meningkat dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” tegas Dirjen IKMA.
Kepala Balai Industri Fesyen dan Kriya, Dickie Sulistya, mengungkapkan, meskipun para peserta yang terpilih masih berusia muda, namun telah memiliki potensi bisnis yang sangat baik. "Hal tersebut dapat dilihat dari capaian omset para peserta pada tahun 2024 yang berkisar pada angka ratusan juta hingga miliaran Rupiah, dan pertumbuhan omset pada triwulan I tahun 2025 yang juga menunjukkan konsistensi bisnis," lanjut Dickie.
"Kami juga sudah mendata tentang target kenaikan omset serta ekspektasi para peserta dalam mengikuti coaching, agar materi yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan para peserta," jelas Dickie.
"Tentunya potensi tersebut menunjukkan adanya komitmen dan kemauan dari peserta untuk mau belajar, mengembangkan unit usahanya, serta semakin memberikan dampak positif bagi roda perekonomian masyarakat," tutupnya.
Sejumlah IKM alumni Program Coaching CBI yang berhasil mencetak prestasi dalam event penghargaan dan berpartisipasi pada pameran internasional antara lain Rubycraft, Smarbatik, dan Lumos. Jenama Rubycraft dari Yogyakarta berhasil terpilih dalam display Best Pitch di Home in Style Hongkong 2025, serta berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam pengembangan produk berbahan baku sawit yang akan dipamerkan di Jepang pada tahun ini. Rubycraft juga telah menjadi salah satu supplier di toko retail terbesar Jepang, Tri Koins, untuk produk home décor.
Sementara itu, Smarbatik berhasil mengantongi Penghargaan Majalah Sawit Indonesia Bidang Pemasaran Produk Turunan Sawit dan berpartisiapasi pada Innovation Festival Suzhou China pada tahun 2024. Dan Lumos telah berpartisipasi dalam Trainer Color Theory dan Fashion Style untuk Sheisedo Group.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.