Loading...

Produk Kerajinan Logam Tumang yang dikenal sudah mendunia, menjadi tantangan bagi IKM untuk terus berinovasi demi menjaga bahkan meningkatkan daya saing dari gempuran produk-produk sejenis baik lokal maupun impor.

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) terus meningkatkan kapasitas dan perluasan pasar IKM Kerajinan Logam melalui serangkaian fasilitasi dan pembinaan . Produk Kerajinan Logam Tumang yang dikenal sudah mendunia, menjadi tantangan bagi IKM untuk terus berinovasi demi menjaga bahkan meningkatkan daya saing dari gempuran produk-produk sejenis baik lokal maupun impor. 

“Dinamika kondisi perekonomian global saat ini yang berpengaruh terhadap pasar ekspor, menuntut IKM Kerajinan Logam di Tumang yang selama ini lebih fokus ke pasar internasional untuk mulai memperluas pasar dalam negeri.   Selain itu, kondisi IKM Kerajinan Logam Tumang masih terdapat adanya proses produksi yang masih dilakukan secara manual, sehingga konsistensi dan kualitas produksinya masih perlu  dan berpotensi untuk ditingkatkan lagi,” ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, di Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (27/6). 

Ditjen IKMA telah melaksanakan berbagai rangkaian kegiatan pembinaan bagi IKM Kerajinan Logam, antara lain Pendampingan Otomasi Proses Produksi bagi IKM Kerajinan Logam di Sentra Kabupaten Boyolali yang dilakukan untuk membantu mengatasi permasalahan proses produksi dalam hal pembentukan  pattern /tekstur (penatahan) pelat tembaga yang masih dikerjakan secara manual sehingga berdampak pada kurang efektifnya kinerja dan produktivitas para pekerja terutama untuk produk yang memiliki permintaan pasar besar. Pada tahapan uji coba penggunaan mesin dalam proses produksi, diperoleh hasil evaluasi yang menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kapasitas produksi dan efektifitas waktu kerja, serta penurunan jumlah material terbuang ( scrap ). 

“Intervensi teknologi perlu dilakukan melalui otomasi proses produksi, yang dalam hal ini berupa mesin pembuat tekstur pelat tembaga, dengan harapan agar IKM Kerajinan Logam baik di Tumang maupun sentra kerajinan logam lain di seluruh Indonesia dapat memanfaatkan mesin tersebut dan beralih ke proses produksi kerajinan logam yang lebih efektif dan efisien,” ungkap Reni saat pembukaan  Focus Group Discussion (FGD) Fasilitasi Perluasan Pasar bagi IKM Kerajinan Logam di Kabupaten Boyolali, Kamis (27/6). Dalam agenda tersebut juga turut dilakukan Simbolis Serah Terima Mesin Hasil Pendampingan Otomasi Proses Produksi Bagi IKM Kerajinan Logam di Sentra Kabupaten Boyolali. 

Dalam FGD yang diselenggarakan pada tanggal 27 Juni 2024 di Front One Hotel Boyolali tersebut, turut melibatkan 50 orang peserta IKM Kerajinan Logam Tumang, dan menghadirkan narasumber perwakilan  stakeholder terkait industri kerajinan logam. Dari sisi dukungan program pemerintah, turut hadir narasumber Asisten Deputi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Kewirausahaan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali; narasumber penyediaan bahan baku oleh PT. Indra Eramulti Logam Industri (IMLI); narasumber penyediaan solusi teknologi oleh PT. Indotech Trimitra Abadi dan Ganesha Inovasi Teknologi (GIT); serta narasumber tentang kolaborasi kemitraan pasar dalam negeri oleh Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) dan Asosiasi Industri Permebelan & Kerajinan Indonesia (ASMINDO). 

“Melalui kesempatan ini saya berharap kepada seluruh peserta untuk terus konsisten meningkatkan usaha dan semoga setelah pelaksanaan FGD ini dapat terjalin jejaring pemasaran yang lebih luas,” ucap Reni. 

Direktur IKM Logam, Mesin dan Alat Angkut, Dini Hanggandari, turut menyampaikan bahwa dalam menumbuhkembangkan IKM hingga siap untuk bermitra, Kementerian Perindustrian melalui PP No. 29 Tahun 2018 tentang Pemberdayaan Industri memiliki berbagai program pembinaan. 

“Program pembinaan yang dilakukan diantaranya adalah bimbingan teknis dalam upaya peningkatan kemampuan teknis produksi, fasilitasi mesin/peralatan untuk optimalisasi efisiensi dan produktivitas, pendampingan tenaga ahli dalam rangka pengembangan produk, restrukturisasi mesin dan/atau peralatan yang memberikan potongan harga pembelian mesin untuk peningkatan teknologi, serta program dalam mempromosikan potensi IKM baik dalam jaringan ( online ) maupun luar jaringan ( offline ),” tutup Dini. 

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.