Loading...

Kementerian Perindustrian terus berupaya mempromosikan produk dan jenama kerajinan lokal ke pasar internasional melalui berbagai program. Salah satunya yaitu dengan memfasilitasi industri kecil dan menengah (IKM) di sektor kerajinan dan wastra untuk dapat berpartisipasi dalam pameran dagang bertaraf internasional. Fasilitasi tersebut dilakukan demi mendorong semangat para perajin di berbagai daerah untuk mampu meraih peluang pasar domestik dan mancanegara, dengan menawarkan produk kerajinan Indo

“Kemenperin melalui Ditjen IKMA telah memberikan berbagai program kegiatan kepada para IKM untuk meningkatkan kualitas, keterampilan, dan pengetahuan lebih luas, serta mendapatkan akses pasar dan promosi yang baik,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Rabu (5/2). 

 

Reni menerangkan, industri kerajinan Indonesia berpotensi tumbuh lebih besar mengingat beragamnya sumber daya alam yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air. Sumber daya alam lokal tersebut kemudian diolah oleh perajin-perajin terampil, dengan efisien dan ramah lingkungan serta teknologi sederhana, namun tetap inovatif, hingga menghasilkan produk yang bernilai tambah tinggi.

 

“Dengan demikian, produk kerajinan tangan telah menggabungkan budaya dan kearifan lokal dengan seni dan kreasi yang patut kita hargai dan memiliki nilai jual tinggi,” kata Reni.

 

Demi meningkatkan  akses pasar produk-produk kerajinan dalam negeri, tahun ini, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka memfasilitasi 10 IKM binaan untuk ikut serta dalam pameran Jakarta International Handicraft Trade Fair (Inacraft) ke   25 yang digelar sepekan pada 5-9 Februari 202 di Jakarta International Convention Center (JCC) Senayan

 

Pameran produk kerajinan terbesar di Asia Tenggara tersebut kembali digelar sebagai ajang pameran dagang, wadah promosi, sekaligus sarana edukasi, sosialisasi, dan kolaborasi antar komunitas perajin serta jenama kerajinan lokal dengan berbagai pihak. Pameran Inacraft tahun ini mengusung tema Sustainibility and Collaboration, dengan menetapkan kerajinan dan kesenian dari Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai Icon Pavilion, dengan tema The Cosmological Axis of Yogyakarta Living in Harmony.

 

Adapun sepuluh IKM yang difasilitasi Ditjen IKMA Kemenperin dalam Pameran Inacraft 2025 antara lain Rubysh Jewelry, Hexagon by Zara Tentriabeng Designs, Intan Songket, Tuban Lokcan Tenun Gedhog dan Batik Tulis, Miss Allyna, Ketak Nusantara, Cemara Ceramics, Risman Wijaya Keramik, Cabaco.id, dan Bagbone Leather. Lokasi stand paviliun Kementerian Perindustrian untuk sepuluh IKM tersebut berada di Main Lobby  Booth  No.B Jakarta International Convention Center.

 

Reni mengungkapkan bahwa IKM yang mendapatkan fasilitasi merupakan IKM yang telah melalui proses kurasi dan seleksi yang dilaksanakan di awal hingga pertengahan bulan Januari 2025.

 

“Melalui fasilitasi pameran ini, kami berupaya menampilkan produk IKM yang inovatif dengan berkolaborasi dalam  satu pavilliun. Yaitu, produk-produk kerajinan yang berkualitas tinggi sehingga dapat bersaing dengan produk impor dan meningkatkan posisi di pasar lokal,” tegas Reni.

 

Reni mengungkapkan,  industri kerajinan dalam negeri memiliki pangsa pasar ekspor yang potensial dan harus terus dimaksimalkan oleh para pelaku IKM dalam negeri Berdasarkan data Pusdatin Kemenperin, kinerja ekspor industri kerajinan dalam negeri pada tahun 2024 mencapai angka US$ 679,02 juta . Adapun lima negara tujuan ekspor produk industri kerajinan Indonesia yaitu ke Cina, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda. 

 

Direktur IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Budi Setiawan memaparkan,  dalam rangka terus mengembangkan industri kerajinan tanah air, Ditjen IKMA menjalankan berbagai program pembinaan. Di antaranya berupa fasilitasi sertifikasi  Sistem Verifikasi Legalitas Kayu ( SVLK ) dan sertifikasi untuk produk olahan hasil hutan ( Forest Stewardship Council ); penumbuhan wirausaha baru IKM kerajinan; penerapan industri 4.0; pembangunan dan revitalisasi sentra IKM; serta restrukturisasi mesin dan atau peralatan.  

 

Selain itu, Ditjen IKMA Kemenperin juga rutin melakukan bimbingan teknis pengembangan produk inovatif; pendampingan Program Aku Siap Ekspor; serta pendampingan diversifikasi produk. “Selama beberapa tahun terakhir, Ditjen IKMA menyelenggarakan kompetisi dan inkubasi bisnis melalui Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) dan Creative Business Incubator (CBI),” ucap Budi. 

 

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.