Loading...

Kementerian Perindustrian terus mengupayakan ketersediaan bahan baku logam yang kompetitif dan berkelanjutan bagi IKM alat angkut, diantaranya di Sentra IKM Logam Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Melalui kegiatan Penguatan Akses Bahan Baku bagi IKM Alat Angkut, Kemenperin mendorong IKM untuk lebih berdaya saing dalam ekosistem rantai pasok industri otomotif nasional.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita, menyampaikan bahwa sentra IKM perlu diperkuat dari sisi kemudahan untuk mengakses bahan baku sehingga produktivitas IKM dapat meningkat.  “Sentra IKM Logam Tegal sudah punya material center sehingga kami lakukan penjajakan agar semakin banyak pasokan bahan baku bagi IKM,” Ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Reni Yanita pada Rabu (10/5).

Sejak diresmikan pada tahun 2019 lalu, Material Center Tegal yang diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian bersama dengan Pemda Kabupaten Tegal dan berlokasi di Lingkungan Industri Kecil (LIK) Takaru Tegal telah melayani pemenuhan bahan baku bagi lebih dari 100 IKM. Tercatat sebanyak 1.400 ton plat baja telah dipasok untuk keberlangsungan produksi IKM di sentra IKM Logam Tegal. 

“Kemitraan yang terjalin antara IKM di Tegal dengan industri besar terus bertambah yang dimana terdapat peningkatan di sisi kebutuhan bahan baku, baik jenis maupun kuantitas sehingga pasokannya perlu diperhatikan,” kata Reni. 

Pada kesempatan yang sama untuk mendukung kebutuhan bahan baku bagi IKM di Kabupaten Tegal, Ditjen IKMA melalui Direktorat IKM Logam, Mesin, Elektronik dan alat Angkut melakukan penambahan pasokan bahan baku dari PT Super Steel Karawang. Melalui sinergi ini diharapkan dapat mengakomodir kebutuhan bahan baku logam bagi IKM, serta mendorong industri besar (supplier APM maupun supplier industri alat berat) untuk bermitra dengan IKM Tegal.

“Saya memberikan apresiasi kepada PT Super Steel Karawang atas komitmen dan kerja samanya untuk bersama-sama dengan Kementerian Perindustrian IKM di Tegal melalui penyediaan bahan baku yang berkualitas dengan harga kompetitif” ungkap Direktur IKM Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Dini Hanggandari.

Dalam acara ini, dilakukan juga penandatanganan Nota Kesepakatan antara PT Super Steel Karawang dengan Koperasi Tegal Manufaktur Indonesia tentang Pemanfaatan Bahan Baku Untuk Industri Kecil dan Menengah di Kabupaten Tegal.  “Kami mendukung IKM untuk lebih berdaya saing sehingga bisa memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi Indonesia,” tutur Yuji Hata selaku Presiden Direktur PT Super Steel Karawang. 

Nota kesepakatan tersebut diharapkan dapat turut mendukung kemitraan baru antara Koperasi Tegal Manufaktur Indonesia (TMI) dengan PT Triangle Motorindo (Viar Motor Indonesia). “IKM di Tegal yang merupakan angota TMI akan mensuplai bak kargo untuk Viar Motor Indonesia yang sebelumnya dipasok dari luar negeri,” jelas Ketua Pengurus TMI, Tri Sukamto. Hal tersebut menegaskan bahwa ketersediaan bahan baku dengan harga kompetitif dapat memacu daya saing IKM.   

Seiring dengan bertambahnya tuntutan konsumen serta mendorong implementasi industri 4.0 pada IKM, maka penguatan SDM dan sarana prasarana menjadi krusial, dan membutuhkan komitmen dan dukungan dari seluruh pihak. Ditjen IKMA sendiri telah memfasilitasi penerapan smart logistic, yaitu aplikasi pengiriman barang berbasis website agar konsumen dapat memperoleh data pengiriman secara real time. Aplikasi tersebut sudah terintegrasi antara produsen dan konsumen, dan sudah mulai digunakan sejak tahun 2022 lalu.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan peluncuran Inventory Management System, yaitu aplikasi untuk mengelola pencatatan persediaan, pembelian dan penjualan produk. Ditjen IKMA berharap aplikasi ini akan meningkatkan transparansi pencatatan, efisiensi, juga menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dan akan meningkatkan nilai tambah serta kepercayaan konsumen/ industri besar/APM kepada IKM.  

“Acara pada hari ini menjadi pendorong akan semangat untuk terus mendukung industri kecil dan menengah agar mampu memegang peranan dalam industri nasional dan bersaing dengan industri kecil dan menengah dari negara lain,” pungkas Reni