Loading...

Pemerintah terus mendorong para pelaku industri dalam negeri untuk dapat melebarkan sayapnya ke pasar mancanegara melalui perdagangan ekspor. Tak terkecuali para pelaku industri yang masih berskala kecil dan menengah (IKM), dengan melakukan berbagai fasilitasi, pendampingan, sertifikasi hingga pembukaan akses promosi ke pasar internasional.

CV. Kahla Global Persada, merupakan salah satu IKM pangan asal Sukabumi yang telah berhasil melakukan ekspor. IKM tersebut telah sukses melakukan ekspor perdana produk keripik tempe ke Arab Saudi. “ IKM pangan memainkan peran penting sebagai komponen pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Selain pasar dalam negeri , terbuka pula peluang produk-produk IKM pangan Indonesia   masuk ke pasar ekspor ,” ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita, dalam keterangannya di Jakarta (7/2).

 

Reni mengungkapkan, bahwa  para IKM perlu mempersiapkan diri, meningkatkan kualitas, membangun branding , melakukan adaptasi dan berinovasi dengan membaca trend dan kebutuhan pasar baik dalam negeri maupun ekspor. Pemerintah menjadikan IKM sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan ekonomi . Kementerian Perindustrian melalui Ditjen IKMA  terus melakukan pembinaan terhadap IKM pangan  melalui berbagai insentif dan program kegiatan untuk mendorong agar IKM Indonesia semakin unggul, mampu menghadapi persaingan tinggi dan menjadi rantai supply  bagi industr i besar ,” ungkap Dirjen IKMA.  

Kemenperin terus berupaya mendukung dan meningkatkan kemampuan IKM pangan dalam memasarkan produk-produk yang berorientasi ekspor sesuai dengan kebutuhan pasar dan kualitas yang diinginkan oleh buyer.    Salah satunya dengan mendorong para pelaku IKM pangan untuk memenuhi kriteria ekspor produk IKM pangan ,”    tambah Reni.

“Kami mengucapkan selamat dan mengapresiasi CV. Kahla Global Persada yang telah memberikan contoh tentang kegigihan dan kisah sukses pelaku IKM yang mampu terus berkembang, hingga mampu menembus pasar internasional dan semoga capaian ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan,” tutup Reni.

Kedelai sebagai bahan baku    pembuat keripik tempe, merupakan satu komoditi yang menjadi bahan dasar banyak makanan di Asia Timur. Berdasarkan pohon industrinya, pengolahan kedelai secara umum dibagi menjadi konsumsi langsung dan konsumsi industri. Industri tersebut dapat berupa industri pangan , pakan dan industri lainnya. Pada industri pangan selama ini, kedelai  l ebih banyak digunakan untuk pengolahan tahu tempe (hampir 90%)  dan sisanya untuk produk lainnya seperti keripik tempe, tauco, kecap dan lainnya.  

Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Bayu Fajar Nugroho, menyampaikan dalam sambutannya pada Acara Pelepasan Ekspor CV. Kahla Global Persada pada tanggal 6 Februari 2025 mengatakan, kinerja e kspor tempe dari Indonesia pada tahun 2023, untuk produk tempe  dengan  HS 21069097 ,    mencapai angka 720,68 ton dengan nilai  US$  2,43 juta yang mengalami peningkatan dari tahun 202 2 sebesar 533,8 ton dengan nilai  US$  1,64 juta, meningkat sebesar 35,47% ( y.o.y ) .  

“I ndonesia juga mengekspor  produk tempe dalam bentuk keripik, namun belum terdapat  kode  HS khusus untuk produk keripik tempe , s ebagai gambaran nilai dari ekspor 20  feet  produk keripik tempe saat ini  adalah sebesar USD 16.525,52 atau setara dengan Rp. 269.514.706 ,” ungkap Bayu.  

Bayu mengungkapkan jika CV. Kahla Global Persada merupakan salah satu IKM olahan tempe binaan Ditjen IKMA adalah yang telah mendapatkan berbagai  fasilitasi  bimbingan, pendampingan dan  sertifikasi HACCP ( Hazard Analysis Critical Control Point ) pada tahun 2021 dan fasilitasi restrukturisasi mesin dan peralatan pada tahun 2020 dengan nilai  Rp. 11.475.000,-.   

“Fasilitasi  bimbingan,  pendampingan  dan  sertifikasi HACCP  merupakan kegiatan yang berkesinambungan dengan m aksud dan tujuan untuk  memperkuat produk IKM khususnya makanan agar mampu bersaing secara global dengan adanya jaminan keamanan dan mutu pangan,” kata Bayu.

Fasilitasi pengembangan produk sektor IKM adalah salah satu aspek penting yang perlu dilakukan dalam upaya membentuk IKM agar bisa lebih berdaya saing.    Dengan produk dan SDM yang berkualitas, para pelaku IKM    akan dapat memenuhi kriteria pasar ekspor.

Dengan berbagai pembinaan yang dilakukan, saat ini CV. Kahla Global Persada telah memiliki 15 orang karyawan dengan kapasitas produksi sebesar 31.000 pcs/ bulan, dan sudah memiliki potensi pasar ekspor di beberapa negara seperti Canada, Norwegia, Malaysia, Australia, Belanda, Filipina, Vietnam, Hongkong, Singapura, Jepang, Swiss, Korea Selatan, dan Arab Saudi. “ Keterbukaan perekonomian sebagai implementasi berbagai kesepakatan perdagangan bebas membuat pasar Indonesia terkoneksi dengan pasar global dan membuka peluang lebih besar bagi ekspor Indonesia termasuk produk IKM,” terang Bayu.

“Kegiatan pelepasan ekspor keripik tempe ini  diharapkan  dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi IKM lainnya untuk dapat melakukan penetrasi pasar baik domestik maupun ekspor,” tutup Bayu.

 

 

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.