Loading...

Pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Termasuk di dalamnya pelaku industri alas kaki yang memiliki potensi pasar lokal dan global yang sangat besar.

Pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) memiliki peranan penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia. Termasuk di dalamnya pelaku industri alas kaki yang memiliki potensi pasar lokal dan global yang sangat besar. Mulai berkembang dan bermunculannya berbagai jenama ( brand)  lokal di sektor industri alas kaki dalam negeri dengan berbagai aspek  branding  dan desain yang semakin maju dan bersaing juga merupakan bukti tumbuhnya ekonomi kreatif di pasar alas kaki domestik. Pertumbuhan ini tentunya perlu didorong di berbagai wilayah di Indonesia oleh para pemangku kepentingan termasuk Pemerintah sehingga dampak positif yang dirasakan dapat semakin tersebar dan meluas. Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Kementerian Perindustrian melalui Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) terus berkomitmen untuk berperan pada penguatan ekosistem industri alas kaki melalui pengembangan kreativitas dan kemitraan.  

Dalam rangka mendukung kampanye Bangga Buatan Indonesia Tahun 2024 di Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPIPI menyelanggarakan pendampingan teknologi bagi IKM alas kaki yang dilaksanakan pada tanggal 22 – 26 April 2024 di Kabupaten Lombok Timur. Kegiatan pendampingan tersebut diikuti oleh 16 peserta yang merupakan para IKM dari berbagai wilayah di Provinsi NTB seperti Kota Bima, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Barat. Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, mengungkapkan bahwa pendampingan lanjutan ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kebutuhan IKM yang dilakukan oleh BPIPI pada tahun 2023.  

“Penilaian kebutuhan tersebut dilakukan kepada beberapa IKM binaan untuk mendapatkan informasi faktual di lapangan dengan tujuan materi yang diberikan saat pendampingan sesuai dengan kebutuhan para IKM, serta disesuaikan dengan perkembangan komoditas sektor industri alas kaki,” ungkap Reni di Jakarta (29/4). 

Reni turut menyampaikan bahwa program pendampingan yang dilakukan membutuhkan dukungan dan pembinaan dari Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai pendamping daerah yang memahami kondisi, kebutuhan, serta potensi yang ada di daerahnya. Pengembangan yang dilakukan juga membutuhkan sinergi dan dukungan dari berbagai pihak seperti pemilik jenama, desainer, akademisi,  marketplace  hingga peran sektor industri pariwisata di NTB sebagai salah satu destinasi wisatawan lokal dan mancanegara. 

“Saya harap kolaborasi antara Pemerintah Daerah dengan BPIPI akan memberikan dampak yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat industri setempat khususnya melalui komoditas industri alas kaki yang potensi pasarnya sangat besar, dan NTB dapat menghasilkan IKM alas kaki yang memiliki   kualitas  brand  dan desain yang mampu bersaing,” pungkas Reni. 

Indonesia sendiri merupakan konsumen produk alas kaki terbesar kelima di dunia berdasarkan data  World Footwear dengan jumlah konsumsi mencapai 702 juta pasang produk alas kaki di tahun 2022 atau 3,2 persen dari total konsumsi produk alas kaki dunia. Indonesia juga merupakan eksportir terbesar ketiga di dunia dengan jumlah produk alas kaki yang diekspor di tahun 2022 mencapai angka 535 juta pasang alas kaki atau 3,5 persen dari total produk ekspor alas kaki dunia. Reni berharap para IKM dapat memanfaatkan potensi pasar yang besar tersebut dengan terus menempa diri mengembangkan bisnis yang penuh inovasi dan berkelanjutan. 

Kepala Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia, Syukur Idayati, turut menambahkan, “materi pendampingan yang diberikan meliputi teknik desain pola, pemotongan, penjahitan,  assembling  dan  finisihing”. 

“Tentunya materi tersebut memiliki materi turunan yang lebih komprehensif dan mampu dipraktekkan oleh pelaku IKM agar dapat melakukan pengembangan produk dengan baik dan sesuai dengan perkembangan tren pasar,” tuturnya. 

Kedepannya BPIPI diharapkan dapat berperan sebagai fasilitator yang mampu memfasilitasi para komunitas kreatif lokal dengan berbagai program penguatan wirausaha industri bagi komoditas alas kaki. Melalui kolaborasi-kolaborasi baru tersebut akan dapat mewujudkan ekosistem industri alas kaki yang mandiri dan lebih kuat. 

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.