Loading...

Dari sepuluh program prioritas yang menjadi fokus utama dalam inisiatif Making Indonesia 4.0, salah satu program prioritas yang sangat relevan dan menyasar langsung pada Industri Kecil Menengah (IKM) adalah pemberdayaan UMKM. Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas IKM/UMKM dengan memanfaatkan teknologi digital dan otomatisasi.

Inisiatif Making Indonesia 4.0 dicetuskan oleh Kementerian Perindustrian Republik Indonesia dan diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 April 2018. Program ini merupakan peta jalan strategis untuk mengimplementasikan revolusi industri keempat di Indonesia, dengan fokus pada penerapan teknologi digital dan otomatisasi di berbagai sektor industri. Dari sepuluh program prioritas yang menjadi fokus utama dalam inisiatif Making Indonesia 4.0, salah satu program prioritas yang sangat relevan dan menyasar langsung pada Industri Kecil Menengah (IKM) adalah pemberdayaan UMKM. Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas IKM/UMKM dengan memanfaatkan teknologi digital dan otomatisasi.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita dalam keterangannya menyampaikan bahwa dalam konteks Industri 4.0 transformasi digital tidak hanya diperuntukkan bagi perusahaan besar, tetapi juga untuk IKM. Penerapan teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data analytics dapat membantu IKM meningkatkan efisiensi operasional, kualitas produk, dan layanan kepada pelanggan.

Dirjen IKMA juga mengatakan untuk mendukung implementasi Industri 4.0 di Indonesia, pemerintah telah meluncurkan INDI 4.0, atau Indonesia Industry 4.0 Readiness Index. INDI 4.0 adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai kesiapan perusahaan dalam mengadopsi teknologi Industri 4.0. “Melalui INDI 4.0, perusahaan termasuk IKM dapat mengevaluasi posisi mereka dalam perjalanan transformasi digital dan mengidentifikasi area yang memerlukan peningkatan,” tambah Reni.

Dalam rangka meningkatkan awareness dan kesiapan pelaku IKM dalam penerapan Industri 4.0, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, menyelenggarakan Workshop Adopsi INDI 4.0 bagi IKM di Magelang, Jawa Tengah pada tanggal 18 Juli 2024 di Hotel Atria, Kota Magelang. Acara tersebut dihadiri oleh 50 peserta pelaku IKM yang berasal dari Kota Magelang dan Kabupaten Magelang. Acara juga diikuti secara daring oleh sepuluh Pejabat Pembina Industri dari Kota dan Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai bagian dari program Bangga Buatan Indonesia NTB 2024.

Reni menambahkan, “Ditjen IKMA juga memfasilitasi penerapan teknologi industri 4.0 sesuai kebutuhan bisnis IKM, salah satunya di PT SkinSol Kosmetik Bandung Jawa Barat berupa sistem Enterprises Resources Plan (ERP) untuk sejumlah lini produksi dan manajemen di perusahaan. Sistem ERP ini juga diberikan kepada IKM di Bekasi Jawa Barat, Tegal Jawa Tengah, Sleman DIY, dan Sidoarjo Jawa Timur”. 

Dirjen IKMA menuturkan, “Adapun fasilitasi penerapan teknologi industri yang telah dilaksanakan memerlukan pengukuran dari segi peningkatan indeks kesiapan teknologi dan keberhasilan dalam memacu produktivitas usaha”. 

“Untuk itu Ditjen IKMA menginisiasi pelaksanaan adopsi terhadap INDI 4.0 sehingga awareness tentang industri 4.0 dan self-assessmentnya dapat diketahui, dipahami dan bermanfaat bagi IKM, khususnya yang sedang melangkah maju memperbaiki teknologi dan pemasarannya,” tutupnya.

Ditjen IKMA sendiri telah secara berkelanjutan memberikan pendampingan dan edukasi terkait peningkatan literasi digital melalui program e-Smart IKM. Dalam e-Smart IKM dilakukan kegiatan pengenalan tentang literasi, pemahaman ruang lingkup dan kemampuan beradaptasi menyesuaikan kesiapan bisnis. Kegiatan e-Smart IKM dilakukan secara berseri mulai dari pelatihan, pendampingan, promosi maupun pemasaran produk IKM secara digital. Hingga tahun 2023 sudah ada total 26.982 IKM yang mendapatkan manfaat dari rangkaian kegiatan ini. Kegiatan e-Smart IKM juga mendukung pencapaian IKM dalam peningkatan omset melalui penjualan di lokapasar.

Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Riefky Yuswandi menyampaikan, “Hal ini merupakan aspek utama dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI), sehingga e-Smart IKM menjadi bagian yang penting dalam alur rangkaian Gernas BBI yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian di Joglosemar tahun 2021, Lampung tahun 2022, Bengkulu tahun 2023, dan tahun ini di Nusa Tenggara Barat”.

Riefky menuturkan, “Materi yang disampaikan pada acara Adopsi INDI 4.0 di antaranya adalah Awareness Transformasi IKM dan Adopsi INDI 4.0, Pengisian Self Asessment INDI 4.0 untuk IKM, Success story Industri Lighthouse INDI 4.0, serta materi Optimalisasi Pemasaran Digital”.

“Kami harapkan para peserta dapat memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang dibagi oleh para narasumber dengan sebaik-baiknya, sehingga nantinya ada IKM Magelang dan NTB yang dapat berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan produksinya melalui penerapan teknologi industri 4.0. Kami juga mengharapkan para pembina industri se-Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat menyimak acara workshop supaya dapat membimbing IKM Gernas BBI Tahun 2024 yang juga akan mendapatkan fasilitasi transformasi teknologi di tahun ini,” tutupnya.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.