Kementerian Perindustrian terus menggelar berbagai kegiatan pendampingan, pemberian akses pasar, hingga fasilitas peningkatan daya saing untuk mendorong para pelaku industri, khususnya pelaku IKM, agar dapat menembus pasar luar negeri dan berkontribusi terhadap kinerja ekspor industri pengolahan nonmigas. Pemenuhan regulasi dan standar yang diperlukan pelaku industri dalam melakukan ekspor, tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku IKM.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan efektivitas pengembangan IKM di Sentra IKM dilakukan antara lain dengan pendakatan pembinaan melalui One Village One Product (OVOP). OVOP adalah suatu pendekatan pengembangan potensi daerah di satu wilayah untuk menghasilkan satu produk kelas global yang unik khas daerah dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Program OVOP telah diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian sejak tahun 2007 hingga saat ini. Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 14 Tahun 2021, Kementerian Perindustrian menyelenggarakan penganugerahan Penghargaan OVOP setiap dua tahun sekali. Adapun penetapan IKM OVOP terakhir dilaksanakan pada tahun 2022 yang lalu.
Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka menyelenggarakan Program OVOP Go Global sejak tahun 2023 untuk mendongkrak kemampuan peraih IKM OVOP Bintang 3 dan Bintang 2 agar mampu masuk ke pasar internasional.
“IKM yang telah mendapatkan Penghargaan OVOP tahun 2022 dengan klasifikasi Bintang 2 dan Bintang 3 dikurasi kembali dengan melihat kesiapan dan komitmen untuk mengikuti pembinaan lanjutan melalui OVOP Go Global. Hasil dari pendampingan program ini cukup menggembirakan,” ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita, di Jakarta, Senin (21/10).
Program IKM OVOP Go Global merupakan tahap pembinaan lanjutan dalam Program OVOP Kemenperin. Seleksi dilakukan melalui penilaian potensi untuk masuk ke pasar internasional, minat, komitmen, kesiapan sumber daya, serta permodalan dalam mengikuti pendampingan.
“Para IKM OVOP ini diaudit lagi apakah memiliki pengetahuan dan kemampuan pengembangan pasar, siap tembus ekspor, dan produknya potensial sesuai target pasar ekspor,” ungkap Reni.
Setelah Kemenperin menetapkan 77 IKM OVOP pada akhir tahun 2022, dilakukan seleksi administrasi dan penilaian lapangan, hingga terpilih 10 peserta Program IKM OVOP Go Global untuk 5 (lima) komoditi OVOP. Sepuluh IKM peserta OVOP Go Global tersebut yaitu Kyria Rezeki dan Rendang Riry pada komoditi makanan dan minuman, Tenun Kubang H Ridwan By pada komoditi kain tenun, Zie Batik dan Pusaka Beruang pada komoditi kain batik, UD Mawar Art Shop dan Menday Gallery and Souvenir pada komoditi anyaman, serta CV. Tanteri, CV. Risman Wijaya Keramik dan Keramik Usaha Karya pada komoditi gerabah.
Reni menambahkan, Program OVOP Go Global terdiri dari rangkaian workshop dan pendampingan oleh para trainer dan expert di bidangnya. Selain itu, juga disediakan pendampingan intensif oleh coach sector sesuai komoditi masing-masing, fasilitasi market entry dalam bentuk partisipasi pada pameran berskala internasional, serta business matching .
Menurut Reni, coach sector yang diberikan sebagai pendamping IKM OVOP memiliki kapasitas dan pengalaman dengan jam terbang yang tinggi pada masing-masing komoditi OVOP tersebut. Mereka berfungsi sebagai tempat konsultasi bagi peserta dalam mengikuti rangkaian Program OVOP Go Global. Adapun workshop yang diberikan kepada peserta dan sentra IKM mencakup rencana pemasaran ekspor, pengembangan produk yang diberikan kepada IKM OVOP dan sentra IKM, identifikasi buyer dan rencana promosi, digital marketing , fotografi dan penyusunan katalog produk, serta persiapan pameran.
“Program pengembangan IKM melalui OVOP Go Global ini mencakup empat aspek, yaitu capacity building, rebranding, market entry, dan expansion . Berkaitan dengan pengembangan kapasitas IKM OVOP, Kemenperin terus menggenjot keterampilan pelaku IKM melalui bimbingan teknis, pendampingan, dan sertifikasi,” ucap Reni.
Dalam hal rebranding, IKM OVOP dilatih untuk memperkuat citra produk OVOP tanpa meninggalkan kearifan lokal baik dari bahan baku, teknik produksi, maupun keterampilan SDM perajin hingga kemasan. Pada aspek market entry, Ditjen IKMA melatih peserta untuk mampu memperkenalkan produk OVOP ke pasar domestik dan luar negeri, baik melalui pasar digital dan fisik, pameran, maupun temu bisnis serta link and match.
“Pembinaan market entry dilakukan sebanyak dua tahap. Para peserta disiapkan agar mampu melakukan ekspor melalui pelatihan dan pendampingan ekspor, market intelligence, serta misi dagang atau link and match ,” kata Reni.
Hasil Pendampingan
Reni menambahkan, hasil pendampingan dan workshop Program IKM OVOP Go Global rupanya berhasil mengubah budaya bisnis yang selama ini dijalankan oleh IKM, terutama dalam kemampuan pelaku IKM membaca tren pasar dan peluang bisnis.
“Bahkan beberapa dari mereka membuka line bisnis baru untuk menangkap ceruk pasar potensial yang mereka yakini sangat berpotensi. Line produk baru tersebut telah diperkenalkan ke pasar dan mendapat sambutan yang cukup baik oleh konsumen, baik konsumen loyal dari brand aslinya, maupun konsumen baru dari kelompok target yang disasar,” yakin Reni.
Sebagai contoh, IKM Batik Lasem Pusaka Beruang yang telah mengeluarkan merek baru khusus untuk batik premium dan penggunaan zat warna alam. Ada pula IKM Anyaman Mawar Art mengeluarkan merek baru dengan desain yang lebih fresh dan ringan untuk menangkap potensi pasar dari kaum anak muda, serta IKM Risman Wijaya Keramik juga mengeluarkan merek baru dengan model produk yang berukuran lebih kecil.
Selanjutnya, dalam pendampingan market entry, sebagai aktivasi rangkaian pendampingan untuk memperluas pasar IKM, para peserta IKM OVOP Go Global ini juga diikutsertakan dalam berbagai pameran berskala internasional dan business matching . Pada tahun 2023, IKM OVOP Go Global ini difasilitasi untuk ikut serta dalam Pameran Inacraft dan Trade Expo Indonesia 2023.
“Tidak hanya menghasilkan penjualan retail, namun mereka juga menerima business contacts dari dalam negeri dan luar,” kata Reni mengapresiasi.
Dari hasil Pameran Inacraft 2023, mereka mendapat jejaring bisnis dari Amerika Serikat, Australia, Bangladesh, India, Jepang, Kanada, Korea, Malaysia, dan Rusia. Sedangkan pada pameran TEI 2023, mereka mendapatkan business contacts dari Amerika Serikat, Australia, Belanda, Cili, RRT, Hungaria, Jepang, Kanada, Korea, Madagaskar, Malaysia, Perancis, Singapura, Spanyol, Tunisia, dan Turki.
Reni juga mengapresiasi hasil keikutsertaan IKM OVOP Go Global paska kedua pameran tersebut. Sebagai contoh, IKM Kerupuk Kyria Rezeki dari Kepulauan Riau yang telah mendapatkan deal kerja sama dengan jaringan Hotel Four Point dan Hotel Natra Bintan di Pulau Bintan. Kryria Rezeki juga mendapatkan deal dengan trader PT. Singlong dari Singapura sebanyak 2 kontainer.
Sementara itu, IKM Rendang Riry dari Payakumbuh Sumatera Barat, berhasil mengekspor (tidak langsung) rendang ke Australia sebanyak 100 kilogram. IKM Risman Wijaya Keramik dari Purwakarta mendapat potensial buyer dari Argentina. Selain itu dalam partisipasinya pada pameran Trade Expo Indonesia, IKM Tanteri Ceramics diundang oleh KJRI Chicago untuk mengikuti pameran di Chicago Homeshow . Tanteri Ceramics juga mendapat kesepakatan dengan Coffeeshop Titik Temu dan franchise toko roti Butterman.
“Sampai dengan akhir September 2024, total omset sepuluh peserta program tersebut mencapai lebih dari Rp 21 miliar, meningkat 13,7% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Omset tersebut, 22,08% di antaranya merupakan hasil penjualan ekspor, meningkat jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya mencapai 19%. Tak hanya itu, tahun ini para peserta kembali diikutsertakan dalam Pameran Trade Expo Indonesia 2024 yang telah dilaksanakan pada 9-12 Oktober 2024 yang lalu, ” kata Reni.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.