Loading...

Kemenperin bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) terus melakukan upaya peningkatan daya saing kerajinan Indonesia dan mengukuhkan eksistensinya di pasar domestik maupun global. Salah satunya yaitu melalui sosialisasi akan pentingnya penguatan identitas jenama (brand identity) IKM kerajinan nasional agar jenama lokal mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan semakin berorientasi ekspor.

“Nilai budaya yang tercermin dari produk kerajinan Indonesia merupakan sebuah kekuatan (strength) bagi IKM kerajinan. Kekuatan ini akan lebih efektif dan maksimal pemanfaatannya jika didukung dengan upaya-upaya lainnya,” ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kemenperin Reni Yanita, dalam keterangannya di Jakarta, Senin (8/9).

Reni menambahkan, kerajinan sebagai salah satu produk berbasis budaya memiliki ciri khas, nilai, prinsip, dan cerita yang menjadikannya unik dan diminati secara luas. Menurut Reni, kerajinan lokal karya para perajin di berbagai daerah di Indonesia, tak lepas dari nilai budaya setempat dan dapat dimanfaatkan sebagai medium untuk memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.

Oleh sebab itu, Kemenperin melalui Ditjen IKMA secara konsisten melakukan upaya peningkatan strategi pemasaran, khususnya mengenai identitas jenama (brand identity). Program penguatan identitas jenama pada IKM kerajinan salah satunya dilaksanakan melalui webinar untuk para pelaku IKM kerajinan, dengan topik “Karya, Cerita, dan Identitas: Membangun Brand Identity Produk Kerajinan Unggulan”, yang digelar pada akhir Agustus 2025.

“Identitas jenama pada IKM kerajinan diperlukan untuk menegaskan eksistensi dan ciri khas produk, usaha, perajin, dan secara tidak langsung karakter bangsa. Identitas jenama yang kuat mampu memberikan ikatan emosional pada konsumen, sehingga menjadi salah satu strategi pemasaran yang ampuh,” kata Reni.

Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian acara perayaan HUT Dekranas ke-45 yang digelar oleh Ditjen IKMA dan Dekranas. Adapun narasumbernya yaitu pakar ekspor UMKM Indonesia dari Centrum tot Bevordering van de Import uit ontwikkelingslanden (CBI) Belanda, Liena Mahalli dan co-founder sekaligus CEO IKM Studio Dapur, Mega Puspita.

Selain melalui webinar, Ditjen IKMA juga rutin memberikan pengembangan dan peningkatan daya saing IKM kerajinan melalui berbagai program dan fasilitasi. Jenis- jenis program tersebut antara lain berupa sertifikasi, pendampingan ekspor, pengembangan sentra, fasilitasi pameran, reimburse pembelian mesin dan peralatan, layanan kemasan dan Kekayaan Intelektual, serta edukasi pemasaran digital dan manajemen bisnis.

Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Budi Setiawan mengungkapkan, beragam pendampingan daring yang digelar oleh Ditjen IKMA dan Dekranas berhasil menjadi wadah untuk memicu ide-ide kreatif para pelaku IKM kerajinan, sekaligus mendorong aksi nyata para pemangku kepentingan dalam pengembangan kerajinan Indonesia.

Selain itu, pendampingan ini juga diharapkan dapat mendorong para perajin dan pemilik jenama kerajinan untuk menciptakan produk kerajinan yang tidak hanya unggul secara estetika, tetapi juga berkelanjutan dan mampu menembus pasar global.

Budi juga berharap melalui webinar tersebut, IKM kerajinan dapat memperkuat positioning jenama mereka supaya memiliki identitas yang otentik dan sesuai dengan arah pengembangan bisnis, sehingga memiliki daya tarik kuat yang pada akhirnya akan dicari oleh konsumen.

“Kebetulan, selera konsumen produk kerajinan kini condong ke arah produk orisinal otentik, ramah lingkungan, dan berdampak sosial. Kerajinan Indonesia memenuhi semuanya, jadi tidak heran sangat disukai konsumen global, terutama dari Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa,” imbuhnya.

Dalam webinar tersebut, Pakar Ekspor dari CBI Belanda Liena Mahalli mencontohkan kisah nyata salah satu jenama fesyen di Eropa yang bermula dari toko kecil hingga berhasil menjadi brand global berkat identitas jenama yang kuat. Liena juga menekankan pentingnya IKM agar peka terhadap karakter dan kebutuhan pasar yang dituju, serta terus berinovasi dan adaptif seiring zaman.

Sementara itu, Pendiri IKM Studio Dapur, Mega Puspita menyoroti bagaimana identitas jenama mampu membantu IKM dalam menghadapi globalisasi. Mega berpesan agar IKM kerajinan selalu menjaga tradisi sekaligus terus berinovasi, sebagaimana dikatakannya ketika menutup sesi paparan narasumber, “Masa depan kerajinan Indonesia bukan soal memilih tradisi atau inovasi, namun perpaduan keduanya”.

Demikian siaran pers ini untuk disebarluaskan.