Loading...

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka terus berkomtimen untuk mendukung pelaku industri khususnya yang pelaku IKM untuk mendapatkan akses pasar yang berkualitas. Salah satu upaya memberikan akses pasar tersebut adalah melalui partisipasi pameran Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) 2023 yang dilaksanakan pada tanggal 11 – 14 Maret 2023 di Jogja Expo Center (JEC)

Pameran JIFFINA merupakan salah satu ajang pameran furnitur berskala internasional yang menjadi bagian dari rangkaian pameran furnitur di Asia Tenggara. Pameran JIFFINA tahun 2023 merupakan perhelatan yang ketujuh kalinya yang diselenggarakan oleh Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO). Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka memfasilitasi booth pameran kepada 12 (dua belas) IKM furnitur yang telah melalui tahap kurasi. 

Direktur Jenderal Industri, Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita menyampaikan bahwa industri furnitur memiliki peluang yang besar di tahun 2023 mengingat performa industri ini pasca Pandemi COVID-19 yang cukup baik. “Kontribusi industri furnitur terhadap PDB Industri Pengolahan non migas mencapai 1,25% dengan kinerja ekspor industri furnitur meningkat sebanyak 32,3% pada periode 2021 dengan nilai ekspor mencapai US$ 2,53 milyar dan kondisi ini cenderung dapat dipertahankan sampai November 2022,” ungkap Reni.

 “Adapun tujuan ekspor industri furnitur dalam negeri memiliki tujuan negara ekspor yang paling besar secara berturut-turut adalah Amerika Serikat (54,98%), Jepang (6,5%), Belanda (4,45%), Jerman (3,35%), Inggris (3%) dan lain-lain,” terang Reni. Dirjen IKMA juga menyampaikan bahwa proporsi nilai ekspor yang cukup dominan di industri furnitur menunjukan karakteristik industrinya yang berorientasi ekspor.

Meskipun dengan segala optimisme kondisi perekonomian Indonesia dimana pasar dalam negerinya yang cenderung stabil dan berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan banyak negara di dunia, Reni menyampaikan bahwa kondisi ini memicu pelaku industri dari luar negeri untuk mulai melirik Indonesia sebagai pasar yang potensial. “Negara kita berpotensi dibanjiri oleh produk impor yang mana di sektor industri furnitur menunjukan angka impor mencapai angka US$ 638 juta di bulan November 2022,” ungkap Reni.

Reni menambahkan, “Situasi ini penting untuk kita sikapi dan amankan bersama dengan memperkuat kualitas produk dalam negeri termasuk didalamnya industri furnitur dimana mereka dapat memanfaatkan pasar dalam negeri melalui pemenuhan permintaan pasar lokal termasuk pemenuhan belanja Kementerian atau Lembaga Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMD dengan mendorong pelaku industri furnitur untuk mendapat sertifikat TKDN”.

Kementerian Perindustrian juga mengapresiasi JIFFINA sebagai upaya peningkatan pasar yang strategis, mengingat di industri furnitur sendiri sudah memiliki circuit ASEAN and China furniture exhibition dimana rangkaian pameran furnitur ini dilaksanakan dalam waktu yang berkesinambungan. JIFFINA sendiri mengusung tema “The Power of Eco Lifestyle for Global Market” yang menandakan keseriusannya dalam penetrasi pasar global dengan tetap mementingkan eco lifestyle yang menomorsatukan dampak baik pada lingkungan. 

Dirjen IKMA juga menyampaikan bahwa industri furnitur Indonesia dengan iklim tropisnya mempunyai kekuatan comparative advantage berupa melimpahnya bahan baku kayu beraneka jenis terutama berasal dari hutan produksi (tropical hard wood), bahan baku rotan yang mencapai 85% dari bahan baku dunia, serta bahan baku bambu yang didukung desain dengan kearifan lokal. “Dengan kekuatan baik dari bahan baku ataupun desain, Pemerintah mengharapkan produk furnitur Indonesia bernilai tambah, berdaya saing global dan berwawasan lingkungan,” ungkap Reni. 

“Saya berharap pelaku industri tidak hanya dapat terus mengikuti tren pasar global dengan terus melakukan inovasi namun pelaku industri juga harus tetap menjaga kelestarian lingkungan dalam rantai pasoknya dan saya optimis Indonesia bisa menjadi trendsetter dalam pengembangan eco lifestyle furniture,” ujar Reni.

Direktur IKM Pangan, Furnitur dan Bahan Bangunan, Yedi Sabaryadi juga menyampaikan bahwa para IKM yang mendapatkan fasilitasi pameran JIFFINA telah mendapatkan pendampingan persiapan pameran sebagai bentuk optimalisasi partisipasi para IKM dalam mengikuti pameran. “Kami bekerja sama dengan tenaga ahli seperti desainer, eksportir furnitur dan asosiasi yang memberikan materi tentang product selection, desain produk, layout produk serta materi-materi lainnya,” terang Yedi.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.