Kemitraan menjadi kunci utama bagi pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing. Keterlibatan IKM dalam rantai pasok industri besar maupun sektor ekonomi lainnya, juga dapat memacu para pelaku IKM untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi menyesuaikan kebutuhan pasar. Selain dengan sesama pelaku industri, kemitraan dengan sektor ekonomi lainnya turut serta mendongkrak pengembangan bisnis para pelaku IKM. Kementerian Perindustrian juga terus berupaya mendorong terjadinya kemitraan yang melibatkan para pelaku IKM melalui program Business Matching yang salah satunya baru saja digelar dalam rangkaian penyelenggaraan acara Gebyar IKMA 2024.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Reni Yanita mengatakan, sektor industri manufaktur memberikan kinerja positif yang tidak terlepas dari kontribusi pelaku IKM. Peran sektor IKM pada PDB nasional mencapai 3,50% dengan jumlah unit usaha IKM sebanyak 4,5 juta unit usaha industri atau 99,77% dari seluruh unit usaha industri Indonesia. Sektor IKM turut menyerap 12,37 juta tenaga kerja berdasarkan Proporsi IKM dalam data Sakernas.
“IKM memiliki peran vital dalam perekonomian nasional sebagai motor penggerak utama yang menciptakan lapangan kerja, mendukung pemerataan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah. Kontribusi IKM juga dapat dinilai signifikan dalam memperkuat rantai pasok industri domestik dan menciptakan produk yang berdaya saing di pasar internasional, yang pada akhirnya turut berperan dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional,” kata Reni.
Kegiatan Business Matching ini merupakan bagian rangkaian acara Gebyar IKMA 2024 yang dilaksanakan pada tanggal 12 – 13 November 2024 bertempat di Mall Kota Kasablanka Jakarta. Gebyar IKMA 2024 merupakan acara puncak penganugerahan penghargaan di bidang IKM tahun 2024, terdiri dari kompetisi Indonesia Food Innovation , Indonesia Fashion and Craft Award dan Startup for Industry , serta program One Village One Product yang diadakan oleh Ditjen IKMA.
Tema yang diusung pada Gebyar IKMA tahun 2024 adalah Mendorong Kemandirian IKM melalui Inovasi dan Penguatan Rantai Pasok Industri, yang memiliki pesan bahwa keberhasilan IKM untuk menjadi mandiri selain melalui inovasi, juga bergantung pada keterlibatan dan kemampuan mereka dalam rantai pasok industri. “Kolaborasi dengan pemasok, distributor, dan mitra logistik memungkinkan IKM untuk memanfaatkan jaringan yang lebih luas, mempercepat pertumbuhan, dan meningkatkan skala bisnis,” kata Reni.
Selama tahun 2024, Kementerian Perindustrian melalui Ditjen IKMA telah melaksanakan beragam program pendampingan dan fasilitasi untuk peningkatan usaha IKM, seperti Indonesia Food Innovation (IFI) yang merupakan coaching dan kompetisi produk pangan unggulan, Creative Business Incubator (CBI) bagi para wirausaha fesyen dan kriya yang diberikan pendampingan dan akses bertumbuh, Startup For Industry bagi para pelaku startup yang mendapatkan pendampingan dan implementasi solusi teknologi industri, dan One Village One Product (OVOP) yang mengangkat potensi kearifan lokal pada suatu wilayah.
Reni menjelaskan pihaknya sebagai fasilitator akan mempertemukan 140 IKM Unggulan peserta program fasilitasi Ditjen IKMA dengan rincian IKM IFI (40 IKM), IKM CBI (27 IKM), IKM Startup For Industry (33 IKM), IKM OVOP (20 IKM), dan IKM Sandang Kerajinan (20 IKM) kepada mitra yang merupakan asosiasi industri, BUMN, retail, hotel, serta perusahaan industri.
Dalam rangka meningkatkan kontribusi IKM pada perekonomian nasional, berbagai pihak harus bersama-sama memberikan dukungan yang solid untuk pengembangan bisnis IKM. Dalam acara ini turut mengundang asosiasi industri, BUMN, retail, hotel, serta perusahaan industri berjumlah 97 perusahaan untuk dapat menjajaki dan menjalin kerjasama secara langsung dengan 140 IKM unggulan. “Kami harap business matching ini menjadi sarana penting untuk membuka akses pasar yang lebih luas dan memperkuat rantai pasok sehingga produk IKM memiliki daya saing yang lebih tinggi,” ucap Reni di Jakarta Selasa (12/11).
“Kami ingin memperkenalkan para calon buyer/ mitra kepada para IKM unggulan dari program fasilitasi Ditjen IKMA dan kami mengharapkan dapat terjalin sinergi yang kuat antara pelaku IKM dengan mitra-mitra besar. Dengan adanya inovasi yang unggul dan penguatan rantai pasok, kita dapat menciptakan peluang yang lebih baik, meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” pungkas Reni.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Riefky Yuswandi, menyampaikan selama tahun 2024, Ditjen IKMA turut aktif dalam melakukan sejumlah kegiatan business matching untuk memperkenalkan IKM binaan unggulan yang potensial kepada sektor dan asosiasi industri terkemuka.
Bulan Mei lalu Ditjen IKMA menyelenggarakan Business Matching antara HIPPINDO dengan IKM pangan, dengan total nilai transaksi potensial yang sudah terlaporkan saat ini sebesar Rp 33 miliar. Produk pangan yang banyak diminati oleh anggota HIPPINDO (perusahaan retail) yaitu kategori end product.
Selanjutnya di bulan Juli, Tech Link Startup4industry 2024, antara startup dalam ekosistem Startup4industry dengan Dunia Usaha Dunia Industri, yang menghasilkan 17 MoU antara pelaku Startup dengan Dunia Usaha Dunia Industri, dengan nilai ekonomi dari MoU tersebut sebesar Rp 47 Milliar. Bidang teknologi yang diminati antara lain manufacture execution system dengan internet of things , AR/VR untuk learning management system dan pemasaran, geospasial menggunakan drone, industri hijau pada bidang pengolahan limbah dan carbon tracking. Teknologi startup sudah diimplementasikan baik di IKM maupun Industri Besar, BUMN sepeti Petrokimia Gresik, Icon Plus, dan PT Pembangunan Perumahan (PP).
Kemudian pada bulan Oktober, Ditjen IKMA juga melaksanakan Business Matching Dekranas dalam rangkaian Kegiatan Asta Kriya Nusa 2024, antara HIMKI dan HIPPINDO dengan 46 IKM peserta pameran Asta Kriya Nusa 2024. Dengan hasil 12 peserta terpilih untuk melakukan display produk di Outlet Uniqlo Senayan City dan Plaza Indonesia.
“Masih di bulan Oktober, kami menyelenggarakan Business Matching Cosmetic Day 2024, antara HIPPINDO, BRI, Asosiasi Fintech Syariah Indonesia, dan Asosiasi Eksktrak Bahan Alam dan Rempah Indonesia (AIRINDO) dengan 53 IKM peserta Cosmetic Day . Adapun hasilnya berupa 6 (enam) MoU antara pelaku IKM dan Industri Besar dan sejumlah kerjasama lain yang on progress ,” jelas Riefky.
Lebih lanjut, Riefky mengatakan dalam era yang penuh tantangan ini, kolaborasi antara berbagai sektor menjadi sangat penting. Hal ini menjadi peran strategis dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan keberlanjutan industri nasional.
“Setelah Business Matching Gebyar IKMA 2024, semoga dapat mengangkat potensi – potensi kerjasama yang saling menguntungkan antarpihak, sehingga dapat memperkuat serta mendorong IKM kita untuk naik kelas,” ungkap Riefky.
Selain Business Matching , dalam rangkaian tersebut juga dilaksanakan pameran Gebyar IKMA yang menampilkan produk unggulan IKM yang inovatif. Pameran digelar dari tanggal 12 - 17 November 2024 di Food Society dan Mosaic Walk, Mall Kota Kasablanka, Jakarta.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.