Sebagai campaign manager Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia tahun 2024, Kementerian Perindustrian secara progresif mendorong tumbuhnya wirausaha baru IKM di Nusa Tenggara Barat. Kemenperin melalui Ditjen IKMA menggelar berbagai program pelatihan untuk terus meningkatkan jumlah populasi WUB IKM, khususnya bagi IKM perajin tenun dan pengolah gula kelapa di provinsi tersebut, baik yang baru merintis bisnis maupun yang telah menjalankan usahanya agar dapat naik kelas. Salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan adalah Pendampingan Teknis WUB IKM Olahan Kelapa di Lombok Timur serta Kegiatan Pendampingan Teknis Produksi dan Pewarnaan Alam WUB IKM Tenun di Lombok Tengah yang diikuti oleh 15 IKM tenun dan 15 IKM gula kelapa. Kegiatan tersebut juga merupakan hasil kolaborasi antara Ditjen IKMA Kemenperin bersama Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia dan Pemerintah Daerah Provinsi NTB, serta Pemerintah Kabupaten di Provinsi NTB melalui Dinas yang membidangi industri.
“Kain Tenun merupakan salah satu wastra Indonesia yang dikenal sebagai kekayaan warisan budaya dan juga menjadi salah satu ikon di Lombok Tengah. Selain tenun, NTB juga memiliki potensi komoditi kelapa karena merupakan salah satu provinsi penghasil kelapa,” jelas Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita dalam penutupan Pendampingan Teknis WUB IKM di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (29/6).
Reni turut mengungkapkan, area produksi kelapa paling potensial di wilayah NTB terletak di Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Timur. “Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Provinsi NTB, luasan panen kelapa di wilayah Kabupaten Lombok Timur mencapai 9.060. Jumlah produksi yang tinggi ini menjadikan kelapa sebagai komoditi yang memiliki potensi ekspor dan dapat mendatangkan devisa sehingga layak dijadikan salah satu sumber perekonomian nasional,” ungkapnya.
Kelapa dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang memiliki nilai jual tinggi. Agar dapat meningkatkan nilai kelapa perlu dilakukan pengembangan produk kelapa yang bernilai ekonomi salah satunya minyak goreng kelapa dan VCO melalui pemberdayaan kelompok IKM di Kabupaten Lombok Timur. Minyak goreng kelapa juga menjadi alternatif di tengah tingginya harga minyak sawit. Minyak goreng kelapa juga memiliki aroma dan rasa yang khas lebih harum dan lebih bening.
Dirjen IKMA menyampaikan bahwa pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, terus berupaya untuk menjaga dan meningkatkan keberlangsungan usaha pelaku IKM. Keberadaan IKM memiliki peranan yang penting dalam memperkuat perekonomian nasional, terutama dalam perluasan kesempatan berusaha dan bekerja hingga ke pelosok daerah. “Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka terus menggelar berbagai program pelatihan untuk terus meningkatkan jumlah populasi WUB IKM, baik yang baru merintis bisnis maupun yang telah menjalankan usahanya agar dapat naik kelas,” ujarnya.
Reni turut menegaskan bahwa kolaborasi Kemenperin bersama Ikatan PIMTI Perempuan Indonesia merupakan bentuk komitmen dalam memperjuangkan pemberdayaan perempuan melalui kolaborasi dengan para pelaku pembangunan untuk mengakselerasi perwujudan perempuan berdaya guna mendukung tujuan pembangunan nasional. Selain mendapatkan pendampingan, para peserta yang mayoritas merupakan perempuan turut mendapatkan fasilitasi mesin peralatan produksi olahan kelapa dan tenun. Adapun fasilitasi mesin peralatan diberikan kepada satu Kelompok yang ada di Kab. Lombok Tengah yang terdiri satu set alat tenun gedogan dan tiga Kelompok yang ada di Kab. Lombok Timur yang terdiri dari satu set mesin peralatan pembuat minyak goreng kelapa.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini dan diharapkan pembinaan komoditi IKM tenun dan olahan kelapa tidak hanya sampai disini, tetapi terus ditindaklanjuti pembinaannya sehingga IKM dapat terus berdaya saing”, tutupnya.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.