Kementerian Perindustrian melalui Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) berupaya untuk menjalankan fungsinya sebagai creative hub atau pusat pengembangan kreativitas, inovasi dan kompetensi industri kreatif khususnya di sub sektor fesyen dan kriya. “Upaya ini dilakukan juga untuk mendorong peningkatan nilai tambah produk, daya saing, kontribusi ekspor produk IKM, serta memperkuat ekosistem inovasi dan kewirausahaan,” ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Kemenperin, pada Acara “Topping Off” Pembangunan Gedung Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya Tahun 2025, di Bali, Kamis (16/10).
Pembangunan Gedung BPIFK merupakan salah satu langkah Kemenperin dalam meningkatkan kinerja BPIFK khususnya untuk mengembangkan sektor industri fesyen dan kriya nasional serta menjadi katalisator dan akselerator perkembangan sektor tersebut. Nantinya gedung baru BPIFK akan mendukung kegiatan maupun layanan seperti pengembangan desain dan purwarupa, inkubasi dan akselerasi bisnis, workshop, sertifikasi produk dan SDM, hingga pengembangan jejaring.
Berdasarkan laporan dari PT Tunas Jaya Sanur selaku kontraktor pekerjaan pembangunan gedung BPIFK, progress pembangunan yang telah dimulai dari tanggal 14 November 2024 hingga 16 Februari 2026, realisasi fisik pembangunan per tanggal 15 Oktober 2025 telah mencapai angka sebesar 70,046%.
“Diharapkan pada tahun depan seluruh pegawai BPIFK dapat menempati gedung baru yang tentunya dapat mendorong efektivitas berbagai layanan dan kegiatan yang akan diselenggarakan,” tambah Reni.
“Momentum topping off yang menjadi tanda telah selesainya konstruksi utama dan sebagian pekerjaan arsitektural ini, juga menjadi simbol komitmen Kemenperin yang berkelanjutan untuk membangun infrastruktur industri yang modern serta dapat menjadi tonggak penting bagi BPIFK dalam memperkuat pelayanan publik khususnya di bidang fesyen dan kriya,” jelasnya.
Dengan mengusung konsep green building dan desain kearifan lokal, Gedung BPIFK nantinya tidak hanya berupa gedung perkantoran, gedung baru BPIFK dengan total luas bangunan sekitar 3.820 meter persegi tersebut akan dilengkapi sarana workshop fesyen dan kriya, serta asrama.
Dirjen IKMA juga menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah mendukung pelaksanaan pembangunan gedung BPIFK, termasuk unit kerja di Kemenperin, Pemerintah Daerah, hingga seluruh pegawai di lingkungan BPIFK. “Kami mohon dukungan dan doa restu seluruh pihak, agar pembangunan Gedung BPIFK dapat selesai tepat waktu dan kualitasnya juga terjamin baik,” tutup Reni.
Pembangunan Gedung BPIFK turut dikawal oleh Inspektorat Jenderal Kemenperin. Pada kesempatan yang sama, dalam sambutannya Inspektur Jenderal, M. Rum, mendorong agar hasil pekerjaan konstruksi dapat berjalan lancar. “Inspektorat Jenderal akan terus memberikan pengawalan, pendampingan dan konsultasi hingga pembangunan selesai tepat waktu dengan kualitas yang baik,” pungkas Irjen Kemenperin.
Demikian siaran pers ini untuk disebarluaskan.