Loading...

Dalam pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra tradisional yang merupakan warisan budaya Indonesia, Pemerintah bekerja sama dengan para stakeholder terkait agar mampu memberikan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan.

Dalam pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra tradisional yang merupakan warisan budaya Indonesia, Pemerintah bekerja sama dengan para  stakeholder  terkait agar mampu memberikan dampak yang lebih besar dan berkelanjutan. Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka konsisten menjalankan sinergi bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dalam menyelenggarakan berbagai kegiatan pembinaan dan pendampingan bagi para pelaku IKM di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu kegiatan yang baru saja dilaksanakan adalah Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sentra IKM Tenun dan Fasilitasi Mesin Peralatan IKM Tenun di Kota Ambon pada tanggal 17 - 20 April 2024. Kegiatan yang diikuti oleh 20 perajin tenun tersebut juga merupakan hasil kolaborasi Kemenperin bersama Pemprov Maluku, Pemkot Ambon, serta Dekranasda Provinsi Maluku dan Kota Ambon.  

Wakil Ketua Harian 1 Dekranas, Loemongga Agus Gumiwang, menyampaikan pada acara pembukaan kegiatan tersebut (17/4), “Pada kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada Kementerian Perindustrian yang telah bersinergi dengan Dewan Kerajinan Nasional dan Dekranasda Kota Ambon dalam menginisiasi kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan kompetensi SDM perajin sehingga lebih berdaya saing”. 

Industri Kain Tenun Ikat dengan KBLI 13122 tersebar di 23 provinsi dan terbanyak berada di Provinsi Bali, NTT, Maluku, NTB, dan Sumatera Utara. Di Provinsi Maluku sendiri terdapat 3.016 perajin dan 233 kelompok yang tersebar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kota Ambon. “Potensi wastra ini perlu kita berdayakan untuk kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada peningkatan perekonomian nasional,” ungkapnya. 

Loemongga turut menitikberatkan perlunya para pelaku IKM untuk melakukan pengembangan produk dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini. “Kami memahami bahwa pelaku IKM seringkali menghadapi permasalahan keterbatasan sumber daya dalam mengembangkan produk yang mana membutuhkan biaya yang cukup besar, Dekranas dan Kementerian Perindustrian bersinergi untuk membantu pelaku usaha meningkatkan daya saingnya melalui kegiatan pendampingan pengembangan produk dan fasilitasi mesin/peralatan,” imbuhnya. 

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pelaku usaha dalam pengembangan produk dan peningkatan kualitas produk. Untuk itu, selain pemberian pendampingan teknis produksi dan pengembangan produk, juga diberikan bantuan mesin peralatan untuk menunjang proses produksi pelaku usaha sehingga dapat memghasilkan produk yang lebih berkualitas dengan proses produksi lebih efisien dan efektif. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita, turut menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan sinergi Kementerian Perindustrian dan Dekranas sebagai upaya mendorong pengembangan IKM bidang wastra nasional khususnya IKM Tenun di Kota Ambon dan merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun Dewan Kerajinan Nasional ke-44, dimana acara puncak Peringatannya akan dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2024 di Kota Surakarta.  

Reni mengungkapkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan terbagi menjadi dua tahapan, yaitu tahap pertama yang meliputi pendampingan pencelupan pewarnaan alam dan pengembangan motif serta desain dilaksanakan pada tanggal 17 - 20 April 2024, dan tahap kedua yang meliputi Monitoring dan evaluasi dilaksanakan pada 2 - 3 Mei 2024. 

Dirjen IKMA turut menyampaikan bahwa kegiatan serupa juga telah dilaksanakan di awal bulan Maret. “Kegiatan pendampingan dan fasilitasi mesin/peralatan Sentra IKM Tenun yang bersinergi dengan Dekranas sebelumnya juga telah dilaksanakan di Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara yang tahap pertama telah dilaksanakan pada tanggal 7 - 8 Maret 2024,” ungkapnya. 

“Diharapkan kapasitas para perajin tenun ini meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar, meningkatkan nilai jual produk tenun, serta tentunya perekonomian perajin dan daerah,” tutup Reni. 

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.