Loading...

Sebagai negara yang kaya akan tradisi pembuatan perhiasan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, perajin Indonesia mampu menghasilkan karya yang tidak hanya memukau di pasar lokal tetapi juga menarik perhatian pasar internasional. Kementerian Perindustrian juga terus berpartisipasi membawa potensi industri perhiasan dalam negeri untuk dapat menjamah pasar yang lebih luas dan berkelanjutan.

Industri perhiasan Indonesia memiliki potensi besar yang terus berkembang, didorong oleh kekayaan budaya, keragaman sumber daya alam mulai dari emas, perak, hingga batu mulia, serta kreativitas perajin lokal. Sebagai negara yang kaya akan tradisi pembuatan perhiasan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, perajin Indonesia mampu menghasilkan karya yang tidak hanya memukau di pasar lokal tetapi juga menarik perhatian pasar internasional. Kementerian Perindustrian juga terus berpartisipasi membawa potensi industri perhiasan dalam negeri untuk dapat menjamah pasar yang lebih luas dan berkelanjutan. Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian kembali berpartisipasi pada pameran industri perhiasan berskala internasional yaitu Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2024 yang diselenggarakan di Grand Ballroom Shangri La Hotel Surabaya pada tanggal 10 – 13 Oktober 2024. 

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita, menyampaikan dalam sambutannya bahwa industri perhiasan di tengah era globalisasi dan persaingan bisnis yang ketat, mampu menunjukkan kinerja yang cemerlang. “Industri perhiasan tanah air memiliki peranan penting terhadap peningkatan nilai ekspor Indonesia.  Berdasarkan data Trademap.org, pada tahun 2023 Indonesia menduduki peringkat ke-12 sebagai negara eksportir perhiasan ke dunia dengan  market share sebesar 2,4% dengan tujuan ekspor terbesar ke Amerika Serikat, India, Hong Kong, Cina dan Swiss, ” terang Reni saat membuka Pameran SIJF 2024 (10/10). 

Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian, capaian nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia pada bulan Januari hingga Agustus 2024 mencapai USD 3,94 juta, mengalami peningkatan sebesar 15,98% secara kumulatif jika dibandingkan dengan capaian pada bulan Januari hingga Agustus 2023 yang sebesar USD 3,4 juta. 

“Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor industri perhiasan berpotensi untuk terus tumbuh dan berkembang di pasar internasional,” tambah Reni. 

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya manajemen keuangan, yang salah satunya dengan melakukan investasi, juga berperan pada meningkatnya permintaan pasar atas industri perhiasan. Reni mengatakan, “Selain sebagai perhiasan, emas dalam bentuk logam mulia semakin digemari oleh masyarakat sebagai salah satu instrumen investasi yang dinilai aman dan menguntungkan, terutama dari sisi nilai jual kembali. Peningkatan harga emas saat ini turut mendorong kenaikan permintaan terhadap logam mulia.” 

Saat ini konsumen juga dipermudah dengan hadirnya berbagai  platform  penyedia transaksi pembelian dan penjualan logam mulia yang dilakukan secara konvensional (fisik) maupun daring. Diversifikasi produk logam mulia yang kini tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,001 gram hingga 100 gram, memberikan fleksibilitas lebih bagi masyarakat dalam memilih produk investasi. Hal ini memberikan dampak positif pada peningkatan nilai perdagangan dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif berinvestasi dalam bentuk logam mulia. 

Pameran SIJF 2024 selain diikuti oleh para pelaku industri perhiasan, juga diikuti dan dihadiri oleh sektor industri pendukung mulai dari pabrikan, distributor, toko, perusahaan permesinan, desainer hingga perajin lokal. “Hal ini tentunya menjadi wadah yang sangat baik bagi para pelaku IKM untuk dapat memperluas jejaring bisnis dan pasarnya,” tutup Reni. 

Direktur Industri Aneka, dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani, dalam keterangannya juga menyampaikan, sebanyak 20 IKM perhiasan binaan mendapatkan fasilitasi Pameran SIJF 2024. “Para peserta ini telah melalui serangkaian tahapan mulai dari seleksi hingga proses kurasi, serta berasal dari berbagai daerah antara lain: DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Bali, dan Kalimantan Selatan.” 

Alexandra menuturkan pihaknya selalu menyampaikan kepada para pelaku IKM bahwa keamanan transaksi dan tingkat kepercayaan konsumen menjadi tantangan tersendiri yang perlu dicermati oleh para pelaku industri perhiasan agar tetap kompetitif. Pelaku industri juga harus berkomitmen untuk menjaga standar dan kualitasnya sehingga pasar yang telah terbentuk akan tetap terjaga keberlangsungan dan perkembangannya. 

“Kami sangat optimis bila pelaku industri perhiasan mampu menjaga keberlanjutan pertumbuhan pasar dalam negeri, maka akan berdampak positif bagi kemampuan industri perhiasan dalam menembus pasar global,” tutup Alexandra. 

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.