Loading...

Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi Kemenperin, sepanjang tahun 2023 kinerja ekspor industri barang perhiasan dan barang berharga mencapai angka US$ 5,6 miliar, meningkat 46,88 persen dibanding total kinerja ekspor di tahun 2022 yang hanya mencapai angka US$ 3,8 miliar. Peningkatan kinerja ekspor tersebut, juga meneruskan tren positif kinerja ekspor barang perhiasan dan barang berharga yang sejak tahun 2021 selalu meningkat.

Industri perhiasan dalam negeri terus mencatatkan kiprah positifnya menembus pasar internasional. Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi Kemenperin, sepanjang tahun 2023 kinerja ekspor industri barang perhiasan dan barang berharga mencapai angka US$ 5,6 miliar, meningkat 46,88 persen dibanding total kinerja ekspor di tahun 2022 yang hanya mencapai angka US$ 3,8 miliar. Peningkatan kinerja ekspor tersebut, juga meneruskan tren positif kinerja ekspor barang perhiasan dan barang berharga yang sejak tahun 2021 selalu meningkat. Adapun kinerja ekspor pada bulan Januari-Juli 2024 telah mencapai angka US$ 3,67 miliar, meningkat sebesar 18,66 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Tren positif ini tentunya menjadi pelecut bagi pelaku industri perhiasan dalam negeri untuk terus mengembangkan produk dan ekspansi pasarnya. 

Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka juga turut mendorong akses perluasan pasar bagi para pelaku industri perhiasan lokal melalui pemberian fasilitasi partisipasi pada Pameran Internasional Jewellry and Gem World (JGW) Hong Kong 2024 yang diselenggarakan pada 18 - 22 September 2024 di Hong Kong Convention & Exhibition Centre (HKCEC).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita, mengungkapkan bahwa partisipasi pada pameran JGW bertujuan untuk memberikan akses pasar kepada pelaku industri perhiasan dalam negeri khususnya yang masih berskala kecil dan menengah. “Pelaku IKM dapar memperluas jejaring karena pameran JGW Hong Kong dihadiri banyak buyer dari berbagai negara di dunia, dan kami melihat Hongkong sebagai salah satu negara potensial tujuan ekspor perhiasan dimana Hongkong termasuk dalam lima besar tujuan ekspor produk perhiasan Indonesia,” ungkap Reni pada saat peninjauan booth Kemenperin di Pameran JGW Hong Kong (18/9).

“Selain sebagai target pasar, Hongkong juga merupakan salah satu negara kompetitor yang menguasai 11,9 persen market share ekspor produk perhiasan dunia, tertinggi ketiga di dunia, dan ini dapat menjadi ajang bagi pelaku IKM binaan kami untuk dapat belajar banyak serta menggali informasi dan wawasan tentang perkembangan industri perhiasan disini”, tambah Reni.

Dirjen IKMA menuturkan bahwa berdasarkan data Trademap.org, Indonesia sendiri menduduki peringkat  dua belas sebagai negara eksportir terbesar produk perhiasan ke dunia, dengan angka market share 2,4 persen. “Angka ini harus terus kita dorong dan maksimalkan, serta kita harus melibatkan pelaku IKM agar turut merasakan dampak positif dari tren peningkatan ekspor produk perhiasan dalam negeri,” jelas Reni.

“Kami optimis dengan potensi sumber daya alam, keahlian SDM perajin, desainer dan peningkatan kualitas produk, serta didukung dengan pembinaan dan promosi dari berbagai pihak, industri perhiasan dalam negeri mampu terus berkembang dan semakin besar pasarnya di kancah internasional,” tutup Reni.

Pameran JGW Hong Kong juga merupakan event yang menghubungkan antara pemasok dan pelanggan perhiasan dari seluruh dunia. Peserta pameran JGW Hong Kong terbagi menjadi beberapa kelompok produk seperti berlian, batu permata, mutiara, perhiasan emas dan perak, logam mulia, hingga mesin dan teknologi industri perhiasan.

Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan. Alexandra Arri Cahyani, menyampaikan bahwa Ditjen IKMA memfasilitasi sebanyak 6 (enam) IKM perhiasan binaan yang telah melalui beberapa tahap kurasi dan pendampingan. “Setelah melalui proses pendaftaran hingga kurasi, terpilih enam IKM yang dinyatakan berhak menerima fasilitasi partisipasi pameran JGW Hong Kong, yakni Ellyhan Jewelry dari Jakarta, Nadha Jewelry dari Jakarta, D-Natiqa Pearls & Jewels dari Jawa Barat, Borobudur Silver dari Yogyakarta, Ottilia Pearls dari NTB, dan Mutiara Lombok Waidah dari NTB,” ungkap Alexandra.

Proses kurasi tersebut melibatkan berbagai pihak mulai dari akademisi hingga praktisi bisnis. Selain itu para peserta juga mendapatkan fasilitasi lainnya seperti workshop persiapan partisipasi pameran serta pembuatan materi promosi produk berupa foto dan video. 

“Dalam pelaksanaan workshop kami juga menghadirkan berbagai narasumber mulai dari Kemendag, Kemenkeu, akademisi dan praktisi, agar para IKM semakin siap dalam mengikuti pameran dan mampu menangkap setiap peluang transaksi yang ada”, tutup Alexandra.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.