Loading...

Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA) secara aktif memperluas akses pasar IKM, salah satunya melalui penguatan kemampuan pemasaran digital. Penggunaan kanal digital dalam pemasaran produk sangat dianjurkan untuk IKM karena mudah, murah, dan efektif, serta dapat membantu persebaran produk lokal di pasar domestik.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Reni Yanita, dalam keterangannya di Jakarta, Jum’at (5/12menekankan pentingnya IKM untuk segera mengadopsi dan menguasai metode pemasaran digital. Menurutnya, hal tersebut esensial tidak hanya untuk kelangsungan usaha IKM, tetapi juga dapat membantu IKM meningkatkan penjualan dan menjangkau konsumen secara lebih luas.

“IKM memiliki keterbatasan modal, jadi ruang geraknya dalam pemasaran secara konvensional atau luring cukup terbatas jika dibanding industri besar. Tetapi melalui pemasaran digital, IKM dapat mengenalkan produknya menembus batas geografis, bahkan hingga taraf global, dengan biaya yang relatif irit,” imbuhnya.

Reni juga berpandangan bahwa di era modern ini, konsumen lebih melek digital dan suka berbelanja melalui kanal digital karena dinilai lebih praktis dan banyak pilihan. Hal ini tidak lepas dari pengaruh besarnya jumlah pengguna internet di Indonesia, yang pada tahun 2025 telah mencapai 229,43 juta pengguna berdasarkan Survey Internet APJII, 2025.

Sementara itu, data dari PDSI Kementerian Perdagangan menunjukkan e-commerce di Indonesia tumbuh subur. Jumlah pengguna e-commerce meningkat 69% selama 5 tahun terakhir, dari 38 juta pengguna pada 2020 menjadi 65 juta pada 2024. Sepanjang tahun 2024 pun transaksi e-commerce di Indonesia tercatat mencapai Rp487 Triliun berdasarkan data dari Bank Indonesia.

“Tingginya minat belanja daring oleh masyarakat kita sudah selayaknya dimanfaatkan oleh pelaku IKM secara maksimal. Kehadiran produk IKM yang tersebar di berbagai marketplace dapat membantu masyarakat kita untuk menemukan produk lokal berkualitas,” ujar Reni.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Reni memastikan Ditjen IKMA Kemenperin terus berupaya meningkatkan literasi digital para pelaku IKM agar mampu memahami konsep pemasaran digital dan dapat menerapkannya secara optimal.

“Kami ingin agar IKM tidak merasa kalau pemasaran digital itu terlalu canggih untuk taraf usaha mereka. Justru sebaliknya, kami yakinkan IKM bahwa dengan kreativitas dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dan kejelian dalam melihat peluang, mereka pun dapat melakukan pemasaran digital dengan efektif,” terangnya.

Salah satu upaya peningkatan literasi digital IKM pada tahun 2025 oleh Ditjen IKMA terwujud dalam kegiatan “Penumbuhan dan Pengembangan Wirausaha Baru IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan Melalui Pemasaran Digital di Jawa Timur” yang dilaksanakan di Kab. Sidoarjo pada 21 November.

Kegiatan tersebut bertempat di Auditorium Gedung Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI) dan dihadiri oleh 100 IKM komoditi kimia, sandang, dan kerajinan yang merupakan binaan dari BPIPI dan Dinas yang membidangi perindustrian di Kab. Sidoarjo, Kab. Mojokerto, dan Kota Mojokerto.

Adapun narasumber yang didatangkan adalah Teofilus, dosen Universitas Ciputra Surabaya, yang membawakan materi strategi pemasaran digital; Harsi Destiana dari PT Shopee International Indonesia, dengan materi tips dan trik berjualan di Shopee; serta Moch. Rizky “Mochtret” dari Universitas Ciputra Jakarta, yang membawakan materi dan praktik fotografi produk untuk diunggah ke marketplace maupun media sosial.

“Pembinaan ini kami desain untuk lebih fokus pada penerapan kiat-kiat pemasaran digital secara nyata melalui hal-hal yang dapat langsung dipraktikkan oleh masing-masing peserta. Harapannya, para IKM mencoba praktik, merasakan hasilnya, dan jadi semangat untuk mendalami ilmunya,” kata Budi Setiawan, Direktur IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan di Sidoarjo, Jum’at (21/11).

Sebagai tindak lanjut kegiatan tersebut, Budi menjelaskan bahwa peserta akan mendapatkan pendampingan via grup WhatsApp dari pihak Shopee, dan khusus untuk 6 IKM terpilih, juga akan menempuh sesi mentoring dari Universitas Ciputra Surabaya.

“Kegiatan mentoring ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara Ditjen IKMA dan Universitas Ciputra Surabaya pada 22 September lalu. Kami harap melalui pendampingan ini, IKM dapat berkonsultasi dan memperoleh solusi atas kendala yang dialami oleh usahanya agar bisa berkembang lebih pesat,” imbuhnya.

Ke depannya, Kemenperin akan terus mengevaluasi pelaksanaan upaya peningkatan literasi digital bagi IKM dan terus menguatkan kolaborasi dengan berbagai mitra kerja sama, dengan harapan agar pembinaan IKM dapat menjadi lebih efektif, menyeluruh, dan memberikan dampak nyata. 

Demikian siaran pers ini untuk disebarluaskan.