Loading...

Dalam rangka meningkatkan kinerja ekspor produk industri, Kementerian Perindustrian kembali memfasilitasi industri kecil dan menengah (IKM) di sektor kerajinan dalam Pameran Ambiente pada 3-7 Februari 2023 di Messe Frankfurt, Jerman. Kemenperin mengikutsertakan 11 IKM dalam pameran terkemuka kelas dunia ini, guna mendorong daya saing serta pengembangan bisnis di pasar global.

“Perusahaan yang telah difasilitasi mampu mencatatkan kinerja ekspornya dan berkesempatan memiliki pasar yang lebih luas dengan menggaet konsumen dari berbagai negara,” ucap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian, Reni Yanita di Jakarta, Jumat (17/2). 

Pameran Ambiente di Frankfurt merupakan pameran dagang di sektor home decor dan kerajinan, yang digelar setiap Februari. Pameran ini adalah salah satu pameran bergengsi di Eropa dan dapat menjadi peluang bagi IKM untuk membangun jaringan dan kinerja ekspor.

Tahun ini, merupakan penyelenggaraan pameran untuk pertama kalinya, setelah selama dua tahun terakhir dibatalkan akibat pandemi Covid-19. Sebanyak 4.561 industri turut serta dalam Ambiente 2023, termasuk 72 perusahaan yang berasal dari Indonesia. Pameran ini juga dikunjungi oleh 154.000 orang dari 170 negara. 

Kemenperin melalui Ditjen IKMA secara rutin memfasilitasi IKM binaan di sektor kerajinan dan home decor untuk berpartisipasi dalam pameran ini. Adapun 11 IKM yang difasilitasi telah melalui serangkaian kurasi dan pendampingan sebelum diberangkatkan ke Jerman. Sebelas IKM yang diboyong Ditjen IKMA yaitu Siji Lifestyle, Jawa Classic Furniture, PT Bana Andaru, Hasibuan Design, PT Indo Risakti, Bambu Mohoi, Yogya Indo Global. Ada pula Art Classic Indonesia, Abbacraft Multi Kreasi, CV.Grandis Home, dan PT Alami Sejahtera Nusantara yang berpameran di Paviliun Indonesia di Pameran Ambiente. 

Reni mengungkapkan, selama lima hari pameran transaksi penjualan dari 11 IKM yang difasilitasi tercatat mencapai US$ 651.928,65 atau sekitar Rp 9,9 miliar. “Nilai transaksi ini masih akan meningkat mengingat terdapat 59 kesepakatan dengan calon buyer. “Hal ini menunjukkan bahwa IKM kita tetap memiliki daya saing cukup tinggi di pasar global meskipun pameran ini merupakan yang perdana sejak pandemi Covid-19,” ucap Reni.

Reni menambahkan, kinerja ekspor IKM peserta Pameran Ambiente sebetulnya sangat menjanjikan dari tahun ke tahun. Pada 2019 delapan peserta Pameran Ambiente mencatatkan nilai penjualan saat pameran sebesar US$ 1,57 juta dan nilai ekspor setelah pameran menjadi US$ 3,28 juta. Sebelumnya, pada 2018 nilai penjualan enam peserta saat pameran tercatat US$ 705,2 ribu dan nilai ekspor setelah pameran menjadi US$ 1,2 juta. Sedangkan pada 2017, delapan peserta mencatatkan nilai penjualan US$ 439,6 ribu dengan nilai ekspor setelah pameran menjadi US$ 950 ribu.

Menurut Reni, IKM kerajinan Tanah Air memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Data terakhir Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian tahun 2022 menunjukkan ekspor kerajinan mencapai US$ 949 juta. “Melihat kondisi tersebut, peluang pengembangan industri kerajinan terbentang luas,” ungkapp Reni.

Apalagi, pangsa pasar industri kerajinan Indonesia baru 2,5 persen dari pasar dunia dan bisa terus berkembang. Oleh sebab itu, Ditjen IKMA Kemenperin terus aktif mempromosikan beragam produk kerajinan nasional agar mampu menguasai pasar domestik dan internasional.

Dalam pembukaan Paviliun Indonesia, Konjen RI Frankfurt Acep Somantri mengungkapkan bahwa Pameran Ambiente merupakan gelaran internasional yang penting dan strategis untuk mempromosikan produk industri kecil dan menengah ke mancanegara. Ia berharap agar Indonesia dapat memanfaatkan Ambiente untuk meningkatkan eksposur dan jejaring, sehingga dapat menggenjot ekspor produk Indonesia.

Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang dan Kerajinan Ditjen IKMA, Ni Nyoman Ambareny yang turut mendampingi Konjen RI Frankfurt pada saat pameran tersebut menyatakan bahwa tahun ini adalah yang ke-14 kalinya Ditjen IKMA berpartisipasi dengan mengikutsertakan para IKM binaannya. Fasilitas yang diberikan kepada peserta berupa pengiriman produk dan penyediaan lahan pameran seluas 133 m² dengan konstruksi desain khusus untuk mendorong eksposur display yang optimal. Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno turut mengunjungi Paviliun Indonesia pada 6 Februari lalu.

Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.