Loading...

Kementerian Perindustrian terus berkomitmen menyediakan dan mendukung berbagai wadah yang dapat mempertemukan para stakeholder industri kreatif seperti desainer, pelaku industri, akademisi, dan komunitas sehingga mampu menjadi katalis dalam upaya pengembangan industri kreatif dalam negeri. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui partisipasi Kementerian Perindustrian melalui Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) pada event M Bloc Design Week (MBDW) 2025 yang diselenggarakan pada 7 November 2025 di Uma Seminyak, Bali. BPIFK berpartisipasi dengan menampilkan karya para finalis Indonesia Fashion and Craft Award (IFCA).

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita, mengungkapkan dalam keterangannya bahwa Indonesia saat ini berada dalam momentum bonus demografi yang sangat menentukan arah pembangunan menuju Indonesia Emas 2045. “Dengan momentum tersebut, kita memiliki peluang besar untuk mendorong lahirnya generasi inovatif dan kreatif yang dapat menjadi motor penggerak industri nasional,” ungkap Dirjen IKMA di Jakarta (3/12).

Industri kreatif sebagai salah satu sektor yang banyak digeluti oleh generasi muda, lanjut Reni, harus dimaksimalkan potensi dan perkembangannya sehingga membawa dampak positif yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. “Generasi muda saat ini juga memiliki minat dan perhatian yang tinggi kepada isu lingkungan dan isu keberlanjutan, hal ini dapat dilihat dari maraknya unit bisnis industri kreatif yang mengusung konsep berkelanjutan,” tambahnya.

MBDW 2025 mengusung tema desain berkelanjutan dengan tajuk “Movement & Mobility”, dimana BPIFK juga menyelenggarakan dua workshop kreatif dengan judul “Workshop Making Ecoprint” dan “Workshop Design Thinking Fundamentals.” Kegiatan tersebut dihadiri oleh pelaku IKM, mahasiswa Institut Design Bali (IDB), hingga masyarakat umum.

Kolaborasi tersebut diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan ekosistem kewirausahaan yang dapat memacu semangat generasi muda dalam mengembangkan unit usaha industri yang kreatif, produktif, dan inovatif. 

Partisipasi BPFIK pada MBDW 2025 juga bertujuan agar para generasi muda dapat mengembangkan potensi diri, menumbuhkan minat untuk menjadi wirausaha di bidang industri kreatif di bidang fesyen dan kriya, hingga pada akhirnya, Visi Indonesia Emas dapat tercapai,” tutup Reni.

 

Kepala Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya, Dickie Sulistya Aprilyanto menyampaikan, “Kami turut berupaya untuk memperkenalkan teknik ecoprinting steam yang memanfaatkan pigmen alami dari daun dan bunga untuk menghasilkan motif organik pada kain”. 

“Teknik ini dapat meningkatkan praktik produksi industri ecoprint yang lebih ramah lingkungan sekaligus memiliki aspek nilai estetis yang menarik, dimana peserta diajak memahami pemilihan jenis daun, karakter serat kain, proses mordanting, penyusunan motif, hingga pengukusan yang tepat agar menghasilkan pola yang alami dan tahan lama. Pendekatan ini mencerminkan komitmen BPIFK dalam mendorong praktik produksi yang lebih ramah lingkungan sekaligus bernilai estetis.” terangnya.

Dikcie melanjutkan, bahwa pihaknya ingin menumbuhkan karya dan produk hasil kreasi generasi muda, yang tidak hanya unggul secara estetika, tetapi juga berkelanjutan dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

Adapun Workshop “Design Thinking Fundamentals” berisi materi yang mengajak peserta untuk memahami kerangka berpikir design thinking sebagai pendekatan kreatif dalam memecahkan masalah berbasis kebutuhan manusia (human-centered design). Melalui tahapan empathize, define, ideate, prototype, hingga test, peserta dilatih untuk menghasilkan ide solusi yang inovatif sekaligus relevan dengan konteks sosial dan lingkungan.

 Kami harap workshop ini dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi peserta, terutama mahasiswa dan pelaku IKM, melalui pemahaman teknik ecoprint yang ramah lingkungan serta kemampuan berpikir kreatif berbasis design thinking. Kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong lahirnya wirausaha baru di bidang fesyen dan kriya yang berorientasi pada keberlanjutan, memperkuat ekosistem industri kreatif di Bali, serta meningkatkan kapasitas SDM sesuai arah kebijakan Kemenperin dalam pengembangan industri kecil dan menengah yang berdaya saing. 

Demikian siaran pers ini untuk disebarluaskan.